T E R A S

Aku masih ingat
tiap riuh tawa di teras rumah kala itu
Ia menyimpan banyak kenangan dalam geming
Juga rindu, barangkali.
Tapi ia enggan mengakui.

Tiap kali aku duduk disana,
ia seolah bercerita,
bagaimana kita dulu bercengkrama
Menghabiskan banyak waktu
dengan secangkir teh di masing masing hadapan.

Sesekali, ia juga bercerita tentang rindunya padamu.
Juga rinduku yang belum lunas.
Kamu mungkin sudah membayarnya lewat pertemuan tempo hari
Tapi ia masih belum impas
Sebab, aku bawa rindu
Tapi yang kau bawa kehampaan
Aku mencari rindu di genggamanmu,
tapi yang kutemukan hanya rasa bosan dan tidak peduli
Lalu pada siapa rindu yang ku genggam harus kuberi ?
Padamu yang sibuk menggenggam rasa enggan?
Aku tak ingin sia-sia
Maka aku simpan saja sendiri
Bersama teras rumah yang masih bergeming
Menyatu bersama kenangan-kenangan yang membeku dalam potret kita di atas meja itu

Rindu itu tak lagi hangat,
ia dingin seiring dinginnya teh yang tak pernah kau sesap lagi
Sebab kau tak pernah singgah lagi,
di hatiku, juga di terasku.