Senyum Kelabu

image source : www.twitter.com


Aku mencintai hujan, dulu
Sebelum ia membuatmu basah dibawahnya
Aku membenci pelangi, dulu
Sebelum melihatmu tersenyum karenanya
Aku mengabaikan malam, dulu
Sebelum mimpi menghadirkanmu di dalamnya

Kau muncul, bersama dengan itu kebebasanku terinvasi, semestaku tak seimbang
Dunia tanpa kegelapan menjadi disharmonis, bukan?
Aku bisa melihatmu di mana pun
di setiap tidur dan bangunku
di setiap hirup hembus nafasku
di setiap sadar dan lengahku

Sejak saat itu segala hal yang ku cinta dan ku benci melebur jadi satu. Aku tidak bisa memilahnya
Selagi kamu yang jadi alasan, bagiku semua hal menjadi layak untuk dicintai
Aku tidak tahu pasti bagaimana hidupku dulu, ia berada diantara warna putih dan hitam yang pekat
tekadang aku merasa sangat dicintai, sesaat setelahnya aku merasa seisi dunia membenci

Aku hampir percaya rasaku terjawab sepenuhnya
rupanya, kau sekedar memperdaya
Kau terlalu menyilaukan, mataku hampir tak bisa menjangkau redupmu
Aku tidak pernah membenci senyuman, satu-satunya yang kubenci adalah kelabu yang kau coba sembunyikan dibaliknya

Aku tak mengapa, jika kau berhenti tesenyum
tak mengapa kau berhenti bersinar
aku menyukai apa yang ada padamu, bukan sesuatu yang sengaja kau buat agar aku terkesan
aku tak mengapa, jika akhirnya semua rasaku tak terjawab 
rasa sakit memang mutlak
tapi bolehkah aku memilih caraku tersakiti?

Aku tak ingin kau bahagiakan dengan keindahanmu yang semu
sama halnya tak ingin kau cintai dengan rasamu yang palsu
Kau boleh menunjukkan warnamu sesungguhnya
agar aku tahu sebatas mana harapanku
Mari saling bicara, soal rasa yang apa adanya
Agar kau berhenti memaksakan diri padaku
dan aku bersedia berhenti tanpa perlu kau jelaskan dengan seksama

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer