Please Stay With Me | Chapter #2
Hayyy
Minna!! Gomen na .. chapter yang satu ini sempet ketinggalan. Duh.. padahal
seinget gue udah di posting eh nggak tahunya ngendep di nebby .
Yaudah
silakan lanjutkan lagi membacanya ya ^O^
Please stay with me | Chapter 2
Judul : Please Stay With Me
Author : Ratih Moriuchi
Length : Chaptered
Genre: Love, Romance, Sad, apa
aja lah terserah kalian yang baca.
Cast: YUI Yoshioka
Okada
Shizuka
Isaka Tatsuya
Apakah kau juga merasakan apa yang aku
rasakan? Apakah diamku selama ini tak sia-sia? Apakah semuanya akan berakhir
indah disini???
Lihat
ini!” kata Isaka dengan sekotak kado mungil di tangannya.
“Apa ini?
bukankah ulang tahunku masih seminggu lagi?” tanya Yui dengan PD-nya.
“hahaha...
kau kira ini untukmu? Aku menunjukkan ini padamu hanya untuk meminta saran.
Apakah menurutmu kado ini sudah cukup cantik untuk di berikan pada seseorang?”
Yui
merasakan hatinya sedikit retak.
Seseorang? Siapa?
“hmmm...
mungil, lucu, tapi kurang bagus.” Kata Yui yang mengetuk-ngetukkan ujung jari
telunjuk di dagunya.
“Benarkah?”
Isaka terlihat terkejut. Padahal menurutnya kado itu sudah ia buat dengan
semaksimal mungkin tetapi kenapa belum bagus??
“Iya.
Memangnya untuk siapa kado itu?” Yui mulai penasaran. Tetapi hatinya meyakini
kalau jawaban Isaka akan membuatnya terluka.
“O
yaa.... aku lupa menceritakannya padamu Busu.
Begini, kemarin saat aku berhanami bersama keluargaku di Taman Shinjuku-gyoen,
aku bertemu dengan Okada Shizuka. Kemudian kami bertukar nomor telephon, kau
tahu kan? Aku menyukainya sejak aku satu kelas dengannya di kelas enam sekolah
dasar? Dan minggu depan Okada akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17. Aku
diundang!! Aku juga bercerita tentang kau, dan kalau kau bersedia kau boleh
datang di pestanya nanti. Mungkin disana aku akan menghabiskan banyak waktu
dengan Okada. Hahaha ”
Yui
terlihat sedang mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tetapi otaknya kembali
memutarkan memori saat ia kelas enam SD. Saat Yui, Isaka dan Okada satu kelas.
Okada Shizuka. Ulang tahun gadis itu tepat sehari setelah ulang tahun Yui. Yui
masih ingat betul, ketika Isaka bersusah payah mempersiapkan kejutan di acara
ulang tahun Okada dan saking sibuknya, Isaka lupa bahwa Yui juga berulang tahun
dihari persiapan pesta Okada. Kejadian itu sudah lama berlalu. setelah memasuki
tingkat sekolah yang lebih tinggi Isaka pun tak pernah lupa dengan ulang tahun
Yui. Karena Okada memilih pindah ke luar kota. Tapi.. pertemuan Isaka dengan
Okada kali ini, akankah membuat kejadian di masa lalu itu terulang lagi?
“Yui, kau
mendengarkanku kan?” Isaka menegur Yui yang melamun itu.
“I..Iya.”
Jawab Yui sedikit ragu.
“Kenapa
wajahmu pucat? Kau sakit?” tanya Isaka lagi. Lelaki itu segera menyentuh dahi
Yui.
“Hhmm..
tidak panas.” Kata Isaka. Sepertinya Yui harus berbohong kali ini.
“Anooo....
akuu... ingin buang air besar.” Jawab Yui dengan diakhiri senyuman yang
menampakan gigi-giginya yang rapi.
“Apa??
Kau ini. sering sekali membuatku cemas. Ada-ada saja sih.” kata Isaka sambil
mencubit pipi Yui.
“Aaaa...
hentikan Isaka-chan. Sakit tauu!” kata Yui sambil melepaskan tangan Isaka.
Kemudian Yui berlari menyusuri tepian sungai.
“Hey, mau
lari kemana?? Kau mau buang air besar di sungai? Kumohon, jangan permalukan aku
sebagai sahabatmu. Apa kata orang kalau mereka tau lelaki setampan aku
mempunyai sahabat yang jorok sepertimu, Busu
?” ucap Isaka dengan suara yang sedikit keras.
“Justru
aku yang malu jika orang-orang tau kalau aku memiliki sahabat berjenis kinpatsu
seperti kau, Isaka-chan!! Hahaa...”
Lari Yui
semakin kencang. Tetapi percuma karena Isaka dapat dengan mudah mengejarnya.
“Haa!!
Dapat!!” kata Isaka setelah berhasil mengaitkan kedua lengannya dipinggang Yui.
Keduanya pun berjatuhan di atas rumput.
“Hahahaa..
lepaskan aku Kinpatsu bodoh! berhenti membuatku geli ! ! haha..” Yui tak
berhenti tertawa karena Isaka terus menerus mengelitikinya.
======================
Tik..tik..tik..tik..
Yui
membuka horden jendela kamarnya. Malam terlihat begitu gelap. Titik-titik air
hujan satu persatu mambasahi kaca jendelanya itu.
“Yui, kau
belum tidur sayang?” tanya Ny.Yoshioka.
“Belum
ibu.” Gadis itu segera mendekati ibunya dan memeluk wanita itu.
“Kau
kenapa? Sepertinya sedang sedih? Kau bertengkar dengan Isaka?” Ny.Yoshioka
mengusap pelan rambut putrinya itu.
Ah ibu,, malam ini aku sedang malas mendengar
nama itu..
“Tidak
kok. Itu perasaan ibu saja.”
“O ya,
apa kau masih tidak setuju tawaran nenek? Coba kau pikirkan lagi Yui. Kehidupan
di Fukuoka sepertinya akan lebih baik. Ibu jadi punya penghasilan lebih.”
Yui
terdiam mendengar ucapan itu. Kemarin ia memang menolak habis-habisan tawaran
untuk kembali ke Fukuoka. Alasannya karena ia tak ingin meninggalkan Tokyo.
Kota yang menyimpan terlalu banyak
kenangan. Ia juga tak ingin berpisah dengan Isaka. Tapi dengan keadaan Isaka
yang sekarang sudah kembali bertemu dengan Okada, apakah alasan itu masih
berlaku?
“Yasudah.
Ibu sudah meletakkan lilin di meja belajarmu. Untuk sekedar berjaga-jaga kalau
mati lampu. Jangan tidur terlalu malam ya. Oyasuminasai” Ny.Yoshioka mencium
kening putrinya kemudian meninggalkan kamar Yui.
Yui kembali berkutat dengan buku
diarynya. Ia menulis semua kejadian yang ia alami dari pagi hingga petang.
Tentu
saja Isaka menjadi topik utama di dalamnya. Biasanya ia selalu senyum-senyum
sendiri saat menulis, tapi kali ini..... jangankan tersenyum. Mendengar ibu
meyebut namanya saja Yui sudah merasa sakit.
Isaka, apa selama ini waktu yang berlalu
dengan kebersamaan hanya mampu mengikat kita sebagai sahabat? Apa tak ada
perasaan lain di hatimu untuk aku? apa kau sama sekali tak menyadari apapun
tentang perasaanku? Atau memang aku yang terlalu pandai menyembunyikan ini semua
sehingga kau tak menyadarinya?
Setelah
lama menahan tangis, akhirnya air mata itu tumpah.
“....kau tahu kan? Aku menyukainya sejak aku
satu kelas dengannya di kelas enam sekolah dasar?...” kalimat itu kembali terngiang di benak Yui. Tuhann.. mengapa rasanya sakit sekalii???
=========================
Kelas
baru saja di mulai, pelajaran matematika rupanya menjadi pembuka di hari ini.
semua murid tengah fokus mengerjakan tugas yang benar-benar membuat bosan.
“Sstt.. Yui!!” suara itu terdengar seperti bisikan.
Yui menoleh dari arah sumber suara. Ia pun mendapati Isaka tengah menatapnya.
Yui hanya menarik satu alisnya ke atas sebagai jawaban. Kemudian Isaka terlihat
sedang menulis sesuatu di secarik kertas. Lelaki itu mengamati keadaan sekitar,
setelah ia yakin tak ada yang memperhatikannya, dalam hitungan sepersekian
detik kertas itu sudah terlempar di meja Yui.
Pulang sekolah nanti, antar aku ke kota ya.
Yui
menghela nafas panjang kemudian mengangguk.
Pukul satu siang, Yui dan Isaka sudah
ada di sebuah mall .
“untuk
apa kita kesini? Bukankah kau sudah membelikan kado untuk Okada?”
”Siapa
bilang aku mau beli kado? Jangan sok tau deh.”
“Siapa
yang sok tahu? Aku hanya menebak!” Yui mulai cemberut.
“katakan
padaku, apa bedanya sok tahu dan menebak?” Isaka memajukan wajahnya pada wajah
Yui.
“Bisa
tidak sih jangan terlalu dekat. Nafasmu bau kotoran ayam tau!” Yui menutup
hidung dan menjulurkan lidahnya.
“apa kau bilang? Menyebalkan sekali kau ini!
iiihhhh....” Isaka mencubit kedua pipi Yui dan membuat pipi gadis itu merah
karena dicubit terlalu kencang.
“berhenti
membuat pipiku semakin kendur, Kinpatsu!”
Isaka
berhenti mencubit pipi Yui dan memasuki sebuah area yang menjajakan pakaian
untuk lelaki.
“Apa
ini cocok untukku?” tanya Isaka sambil menempelkan sebuah kemeja pada badannya.
“kemeja?
Kau mau ke ulang tahun Okada atau mau ke kantor?”
“Yang
ini, bagaimana?” Isaka mengambil sebuah kaos.
“Bagus..
tapi itu terlihat seperti akan pergi ke pemakaman. Cari warna lain selain
hitam”
“Bagaimana
dengan yang yang ini?”
“Hhmm
terlalu mencolok.”
“Oke!
Ini pilihan terakhir. Jika masih belum cocok kita cari tempat lain. Bagaimana
menurutmu?”
“Baguss!
Keren sekali! Kau sangat serasi jika berjalan dengan Molky anjing peliharaanku”
“Yyyuiii..
bisakah kau serius sedikittt?” Isaka geram.
*To Be Continue*
Komentar
Posting Komentar